Pertama kali menjajakan kaki di kota Serambi Mekkah adalah Gersang dan Menegangkan.
Akan tetapi setelah duduk di kursi kendaraan dari Bandara Iskandar Muda menuju kota Banda Aceh sangat bertolak belakang dengan informasi yang saya peroleh dari media belakangan ini.
Provinsi yang tidak akan hilang ingatan kita dari musibah yang maha dasyat, yaitu Tsunami pada akhir tahun 2004 yang lalu. Menyisakan kenangan yang tidak akan terlupakan sepanjang masa.
Berangkat dari KEBERSAMAAN dan TEKAD YANG KUAT untuk membangun kembali dari keterpurukan, masyarakat Aceh harus bangkit bahu mambahu untuk membangun daerah kelahiran mereka kembali.
Ditemani dengan Bang Yan ( sdr. Chairiyan Ramli ) & Bang Miji ( sdr. Tarmiji ) pada tanggal 30 April 2011 adalah awal perjalanan saya untuk memghetahui seluk beluk kota Aceh sampai pelosoknya.
Kedua saudara kita ini dapat dijadikan contoh dalam usahanya untuk membangun Provinsi Aceh, khususnya di bidang pariwisata. Mereka juga adalah seniman yang bergerak di bidang musik, khususnya musik Tradisional Aceh sekaligus menjadi PIONEER yang tergabung dalam Group Musik KANDE ACEH.
Group musik ini juga aktif dalam misi menghibur masyarakat pada saat Paska Tsunami yang lalu ( http://www.youtube.com/watch?v=e6s-Iy6vXyw ), walaupun salah satu personilnya menjadi korban bencana tersebut.
Bergerak dari Pelabuhan Ulee Lheu, kami berangkat menuju Pulau BUNTA (Location of Pulau Bunta, Indonesia (Latitude: 5° 33' 24 N, Longitude: 95° 9' 51 E) dengan waktu + 1.5 jam, kami sudah sampai di tempat tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar